top of page
  • Fayi Raihan Saleh

Seri Lokakarya: Penyusunan Rencana Strategis Kampung Berkelanjutan

Untuk melengkapi materi lokakarya sebelumnya, Muliantara bekerjasama dengan WWF – Indonesia dalam program Leading the Change mengadakan lokakarya lanjutan yang bertajuk Penyusunan Rencana Strategis Kampung Berkelanjutan. Lokakarya ini bertujuan untuk memahami pentingnya visioning untuk pengembangan Kampung Berkelanjutan dengan menggunakan metode Appreciative Inquiry guna penyusunan rencana strategis Kampung Berkelanjutan dan diintegerasikan dengan Sustainable Goals (SDGs)/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Lokakarya dilaksanakan pada Hari Selasa-Rabu, 24-25 November 2020 secara daring dan interaktif, dengan memanfaatkan berbagai aplikasi seperti Zoom, Mural, dan Google Sheet. Diikuti oleh beberapa mitra WWF – Indonesia dan mitra Muliantara dari Aceh, Riau, Jambi, Jakarta, Bandung, Semarang, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Papua Barat.


Pendekatan Appreciative Inquiry dalam Visioning

Strength Based Approach (SBA) merupakan suatu pendekatan yang berfokus pada apa yang menjadi kepedulian, mimpi, dan kekuatan bagi individu, kelompok atau organisasi sampai ke tingkat komunitas. Pendekatan SBA yang paling populer adalah Appreciative Inquiry (AI) dikembangkan oleh David Cooperider. Proses AI memiliki lima tahapan yakni (1) Define, (2) Discovery, (3) Dream, (4) Design dan (5) Destiny.

Prinsip AI adalah pendekatan yang memusatkan perhatiannya pada kekuatan, keberhasilan diri dan komunitas untuk merangsang kreativitas dan menumbuhkan inspirasi, inovasi pada diri dan komunitas. Pendekatan ini menggunakan cara berpikir asset - asset-based thinking yaitu: cara berpikir praktis dan konkrit yang bertujuan menemu kenali aset atau kekuatan terkait bakat, potensi, kemampuan, keberhasilan dan energy positif dari dalam diri pribadi, orang lain maupun komunitas. Pendekatan aset mengajak kita mengubah cara pandang terhadap segala sesuatu menjadi positif dan melihat pada kekuatan.

(Sumber dari buku Panduan Fasilitator, yang diterbitkan access yang ditulis oleh Dani Anggoro dkk. Inspirit Inc. dalam bentuk Vibrant Facilitation).

AI percaya pada:

  • Words create worlds - kata menciptakan dunia, bahasa menciptakan kenyataan.

  • Inquiry creates change - pertanyaan menciptakan perubahan

  • Images inspire actions - citra menginspirasi aksi.

  • Positive question lead to positive change - pertanyaan positif mengakibatkan perubahan positif.

Alur dalam AI:

  • Discovery

Menemukan dan menghargai apa yang terbaik yang dimiliki individu dan komunitas. Inti tahap ini menemukan dan mengapresiasi apa yang terbaik dari yang ada dan keberhasilan-keberhasilan apa yang pernah ada, dengan fokus kepada momen-momen puncak kehebatan komunitas.

Peserta kemudian diajak memahami kondisi-kondisi unik yang memungkinkan momen-momen ini terjadi, seperti faktor kepemimpinan, relasi, teknologi, nilai, pengembangan kapasitas atau relasi eksternal.

  • Dream

Membayangkan masa depan yang ingin diwujudkan. Tahap ini merupakan sebuah penggalian yang memberikan kekuatan tentang apa yang mungkin. Saat bagi setiap peserta untuk secara kolektif menggali harapan-harapan dan impian-impian atas dirinya, orang lain, komunitasnya, dan dunia.

Imajinasi masa depan dimunculkan dari contoh-contoh nyata masa lalu yang positif, kreatif, dan masa depan yang terbaik yang ingin diwujudkan oleh komunitas. Tahap ini selain menghasilkan imajinasi masa depan juga menghasilkan rumusan pernyataan provokatif atau sering dikenal sebagai mantra.

  • Design

Merancang langkah sukses untuk merengkuh masa depan yang diimpikan. Tahap ini merupakan proses merumuskan mimpi yang besar yang ingin diwujudkan. Peserta memilih elemen-elemen rancangan yang memiliki dampak besar, menciptakan strategi dan rencana provokatif yang memuat berbagai kualitas komunitas yang paling diinginkan. Ketika peserta menyusun strategi untuk menghasilkan rencana provokatif, peserta mengkolaborasikan kualitas kehidupan bersama yang ingin dilindungi dengan hubungan-hubungan yang ingin dicapai.

  • Destiny

Menegaskan langkah untuk mewujudkan masa depan yang diinginkan. Tahap ini merupakan serangkaian tindakan baru dan inovatif yang mendukung pembelajaran dan inovasi berkelanjutan. Tahap ini secara khusus memusatkan pada komitmen dan arah kedepan individu dan komunitas.


Penyusunan Rencana Strategis Kampung

Bermain peran dan menciptakan desa imajinatif

Setiap peserta memilih peran profesi atau jabatan di desa tersebut. Kemudian mendefinisikan desa apa, dimana, dan kondisinya seperti apa. Panduan menciptakan desa imajinatif ini dilakukan dengan pendekatan AI sebagai berikut:

Discovery: Menemukan potensi yang ada di desa berdasarkan lima modal (alam, manusia, sosial, fisik dan ekonomi). Menggambar peta kondisi desa saat ini. Menentukan modal atau kekuatan utama desa.

Dream: Menggambar desa impian di masa depan. Membangun mimpi bersama berdasarkan kekuatan utama desa, kemudian dirangkai menjadi kalimat sebuah visi desa.

Design: Menerjemahkan kalimat visi menjadi misi dan program. Program diintegrasikan dengan SDGs hingga target SDGs. Menentukan faktor keberhasilan dengan faktor: Apa yang ingin diubah? Faktor apa yang mempengaruhi? Siapa yang bertanggungjawab? Apa saja faktor pendukung keberhasilan yang dimiliki?

Destiny: Menentukan strategi. Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL): Apa, siapa, dan kapan yang akan dilaksanakan?


Desa Lestari

Seluruh peserta menyepakati nama desa imajinatif untuk loka karya ini adalah Desa Lestari. Berikut ini adalah beberapa hasil kesepakatan dari proses penyusunan rencana strategis dengan pendekatan AI oleh seluruh peserta.

  • Peran

Kepala Desa, Ibu Kepala Desa dan Ibu PKK, Sekertaris Desa, Kepala Bumdes, Bendahara Bumdes, Kepala Dusun, Ketua Pemuda, Ketua Adat, Pemuka Agama, Ketua BPD, Pendamping Desa, Hansip, Petani Kopi, Petani Jeruk, Kepala Sekolah, Guru, Ibu Warung, Pemilih Online Shop dan Warga.

  • Lokasi dan Kondisi

Sebuah desa di pinggir pantai berbatasan dengan hutan dan kuat dengan adat, desa tersebut berbatasan dengan taman nasional, berbatasan dengan hutan lebat tapi tidak jauh dari sana ada akses ke kota.

  • Potensi

Modal alam: hutan, pantai, karst, sumber air, sungai, mangrove, lahan pertanian, perkebunan palawija, gunung, ada lahan untuk digarap, hewan ternak, air terjun, udara, tanah, bentang lahan

Modal Manusia: pemuda yang aktif dan selalu support, petani yang paham pertanian organic, tenaga Kesehatan, orang terdidik, pendamping desa, pemuka agama, lulusan sarjana yang masih sedikit, kualitas rumah tangga beragam

Modal Sosial: budaya gotong royong, berdiskusi, perkumpulan seni, acara adat, kegiatan arisan, dll

Modal fisik: jalan, jembatan, fasilitas Kesehatan, terdapat balai desa, peralatan pertanian, dll.

Modal ekonomi: UMKM, Budidaya rumput laut, Arisan, tabungan masyarakat, koperasi desa, tanah wakaf Baitul mal, penjual burung hasil jerat di hutan, unit usaha bumdes, perkebunan jeruk

  • Visi

“Terwujudnya kampung yang lestari, berkelanjutanm dengan masyarakat yang sejahtera sosial dan ekonomi, harmonis, mandiri, partisipatif, dan memiliki ketahanan iklim.”

  • Misi

  1. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pemanfaatan potensi desa.

  2. Membangun dan meningkatkan sarana dan parasarana publik yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.

  3. Optimalisasi fungsi lahan garapan untuk ketahanan pangan dan adaptasi perubahan iklim.

  4. Meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan.

  5. Mengelola sumber daya alam berkelanjutan secara partisipatif.

  6. Meningkatkan ekonomi masyarakat desa dengan ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal.

  7. Mengembangkan budaya dan kearifan lokal untuk masyarakat yang harmonis.

  8. Meningkatkan tata kelola dan sumber daya manusia aparatus desa.

  9. Memanfaatkan sumber energi terbarukan sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.

  • Strategi

  1. Renstra dijadikan dasar penyusunan RPJM Desa.

  2. Melakukan pemetaan aset berbasis partisipatif dengan metode yang tepat.

  3. Membentuk dan memperkuat tim MEL.

  4. Membuka diri untuk kemitraan para pihak dari luar kampung.

  5. Meningkatkan partisipasi perempuan dan memperhatikan inklusi sosial dalam melaksanakan program pembangunan desa.

  6. Meningkatkan peran pemuda agar aktif dalam kegiatan-kegiatan yang membangun desa.

  7. Mendorong kebijakan yang berbasis kearifan lokal dan meningkatkan transparasi publik.


Gambar 1. Hasil penyusunan rencana strategis kampung berkelanjutan Desa Lestari


Bagaimana mengintegrasikan rencana strategis dengan metode Appreciative Inquiry (AI) ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa?

Sesi akhir loka karya yaitu diskusi mengenai bagaimana rencana strategis dengan metode AI ini bisa diintegrasikan dengan RPJM Desa. Menurut Lutfie (PT ABT, Jambi), bagi organisasi yang telah memiliki program bersama suatu komunitas masyarakat akan lebih mudah atau lebih memungkinkan dalam mengaplikasikan hasil metode AI ini ke dalam RPJM Desa. Jika ada landasan program, pendamping desa lebih mudah berinteraksi dengan masyarakat, yang lebih penting adalah bersama masyarakat mengetahui bagaimana menemukan celah untuk perubahan desa.

Peserta lainnya, Taji (Suar Institute, Kalbar) berpendapat bahwa menyusun rencana strategis dengan metode AI ini memang terlihat mudah, dalam pelatihan pun bisa dilakukan dua hari saja. Akan tetapi, ketika hasil rencana strategis tersebut akan dimasukkan ke dalam RPJM Desa akan cukup sulit. Hal ini dikarenakan dalam implementasinya, kita akan dihadapkan dengan “mafia-mafia” atau pun kepala desa yang orientasinya mendapatkan “keuntungan”. Oleh karena itu, kepala desa perlu lebih diyakinkan bahwa proses pendekatan AI ini juga akan menguntukan desa. Selain itu, kita perlu memiliki teman yang sepemahaman di desa, caranya dapat dilakukan dengan analisis stakeholder terlebih dahulu untuk mengetahu aktor dan peran yang ada di dalam desa.


Dengan berakhirnya sesi diskusi mengenai integrasi rencana strategis ke dalam RPJM Desa, Seri Lokakarya: Penyusunan Rencana Strategis Kampung Berkelanjutan pun resmi telah selesai dilaksanakan. Muliantara berharap hasil dari proses loka karya ini bermanfaat bagi seluruh peserta dan dapat diaplikasikan di lokasi atau desa dampingan peserta masing-masing.


Gambar 2. Foto bersama hari ke-1 Seri Lokakarya: Penyusunan Rencana Strategis Kampung Berkelanjutan

Gambar 3. Foto bersama hari ke-2 Seri Lokakarya: Penyusunan Rencana Strategis Kampung Berkelanjutan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page